Banyak orang yang mengidolakan orang lain dan sang idola dijadikan contoh, referensi, role-model, rujukan yang mengilhami dan ditiru oleh sang pengidola dalam bertindak. Idola sendiri bersal dari perkataan "idol" yang berarti berhala (sesuatu yang dipuja). Ada orang yang mengidolakan artis, selebritis, tokoh dunia, pemimpin-pemimpin besar dunia, dan banyak lagi lainnya. Pada dasarnya pengidolaan terhadap seseorang itu terbagi atas dua macam golongan; orang yang mengidolakan seseorang itu dilihat dan dinilainya dari segi permukaan yaitu fisik seseorang, sex-appeal, orangnya gagah, ganteng, cantik, dan sebagainya. Pengidolaan seperti ini penulis sebut dengan "pengidolaan secara kulit", kedua adalah golongan orang yang mengidolakan seseorang itu dinilai dari sisi pengetahuannya, intelektualnya, tentang ide-ide sang idola, dan seterusnya. inilah yang disebut dengan "pengidolaan secara substansi". "Pengidolaan secara Kulit" tidak akan berlangsung lama, bilamana manusia itu beranjak tua, kulit mulai keriput, pinggang senat-senut, kepala nyat-nyut nyat nyut, dan jantung dat-dut dat-dut itu bertanda bahwa performa jasmaninya/fisiknya sudah mulai menurun dan ini lambat laun akan meruntuhkan penilaian seseorang pada golongan pengidola yang pertama. Pada pengidola golongan kedualah yang akan tetap survive, karena yang diidolakannya bukanlah fator ragawinya, melainkan "ilmu" yang dimiliki sang idola. Maka lihatlah orang-orang besar dunia! mulai dari nabi Adam as. hingga nabi Muhammad saw. dikenal orang bukan karena fisiknya tetapi karena ilmunya, kalau dipikir sudah berapa abad sepeninggal wafatnya rasul-rasul ini, namun ajarannya masih dikenal dan dan dianut serta diamalkan oleh miliaran orang di bumi ini! ajarannya di dakwahkan oleh banyak orang ke seantero dunia sebagai gospel kehidupan. Idea that break prison walls kata Gandhi, ide yang menghancurkan dinding-dinding penjara, raga manusia bisa dibunuh, dipotong-potong badannya, namun jiwanya tidak dapat dibunuh, ide-ide itu akan terus hidup dan mengalir ke setiap pikiran manusia yang membutuhkannya. Demikianlah kekuatan ide, ide-ide tentang Ketuhanan, ide-ide tentang Kemanusiaan, akan membawa manusia ke dalam kehidupan cinta damai, adil dan sejahtera, kebersamaan dalam persaudaraan. Sebaliknya ide-ide tentang eksklusivisme, rasisme, egoisme, facisme, liberalisme-kapitalisme, komunisme, dan ide-ide lain yang anti-Ketuhanan dan anti-Kemanusiaan akan mengantarkan manusia dan peradabannya kepada kehancuran peradaban (Broken Civilization).
Indonesia menurut J.H. Boeke mengalami dualisme ekonomi atau dua sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut bukan sistem ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lama makin melemah dan yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat dan jauh berbeda. Perbedaan tersebut karena sebagai akibat penjajahan orang-orang Barat. Apabila tidak terjadi kedatangan orang-orang Barat mungkin sistem pra-kapitalisme Indonesia dan dunia Timur pada umunya pada suatu waktu akan berkembang menuju sisitem atau tahap kapitalisme. Akan tetapi sebelum perkembangan kelembagaan-kelembagaan ekonomi dan sosial menuju ke arah sama, penjajah dengan sisitem kapitalismenya (dan sosialismenya serta komunisme) telah masuk ke dunia Timur. Inilah yang menimbulkan sistem dualisme atau masyarakat dualisme. Telah diuraikan bahwa ekonomi dualistik atau lengkapnya sistem ekonomi dualistik adalah suatu masyarakat yang mengalami 2 macam sistem ekonomi yang saling berbeda dan berdampi
Comments
Post a Comment