Baru-baru ini bangsa Indonesia dikejutkan oleh meledaknya bom di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, suatu kejadian yang tak terduga, ketika masyarakat Indonesia sedang sibuk dan sedang asyik-asyiknya membahas dan berdiskusi tentang hasil pilpres. Bom Marriot-Carlton ini memakan banyak korban baik yang tewas maupun terluka. Tak urung bom bunuh diri di Marriot-Carlton ini menuai kecaman keras dari sepenjuru dunia. Dan nampaknya sudah menjadi ketentuan peradaban bahwa aksi terorisme ini akan terus berlangsung dari waktu ke waktu dengan apapun latar belakangnya dan siapapun orangnya sepanjang ketidakadilan terus terjadi di dunia. Peristiwa-peristiwa terorisme ini seolah menjadi pembuktian dari tesis yang dilontarkan oleh Samuel Hutington tentang terjadinya gesekan antar peradaban (clash of civilization)antara Barat kontra Timur/Islam.
Video pernyataan Noordin M Top beberapa waktu silam yang menyatakan bahwa sepanjang Amerika, Inggris, Australia beserta sekutu-sekutu pendukungnya melakukan invasi, kekejian, pembantaian, dan penjajahan di bumi Palestina dan negara-negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam maka sepanjang itu pula kelompok-kelompok radikal ini akan membalas dendam. dan bila kita melihat kesaksian dari mantan Kadensus 88 Polri, Suryadarma Salim beberapa waktu lalu di TV One, bahwa ujung dari aksi terorisme ini adalah untuk menegakkan suatu negara Islam, negara yang berdasarkan Azas Islam, atau yang disebut oleh Suryadarma Salim sebagai "Daulah Islamiyah". Maka jika dikaji lebih mendalam lagi maka perlawanan dari kelompok-kelompok radikal ini sesungguhnya adalah suatu bentuk perang ideologi antara ideologi Islam versi kelompok radikal ini kontra ideologi Liberalisme-Kapitalisme yang dikomandoi oleh Amerika Serikat (Barat).
Aksi teror sebenarnya adalah "alat" untuk menunjukkan eksistensi atau keberadaan dari kelompok radikal ini, suatu show of force, suatu shock therapy, yang ditujukan kepada imperium dunia saat ini yaitu Barat dalam hal ini Amerika Serikat cs, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan pengancam utama terhadap eksistensi Barat selain dari Timur/Cina. Jikalau yang terjadi saat ini (teror dan semacamnya) adalah benar-benar bermotif perang ideologi, maka sepanjang sejarah peradaban ini pertempuran antara dua kutub ideologi yang berbeda tidak akan bisa didamaikan,ada ungkapan:"tidak boleh ada dua raja di satu kerajaan". Maka masing-masing pihak akan berjuang untuk menjadi yang terunggul, aksi teror dan sejenisnya adalah pilihannya, hingga salah satu pihak hancur dan bertekuk lutut kepada lawannya. Yang menang akan menjadi "penguasa dunia" dan yang kalah akan menjadi "budak peradaban". Dan ke depan kita harus siap-sedia menerima dan menyambut kedatangan teror-teror lainnya dalam berbagai bentuknya baik itu melalui bom, teror melalui media,dan lainnya, baik yang ber-scoop kecil maupun sedang. Baik yang dilakukan oleh kelompok radikal maupun teror yang dilakukan oleh Barat. Dan suatu keniscayaan sesungguhnya aksi terorisme ini adalah suatu langkah "pemanasan" untuk menuju kepada perang yang sesungguhnya..!!!
Video pernyataan Noordin M Top beberapa waktu silam yang menyatakan bahwa sepanjang Amerika, Inggris, Australia beserta sekutu-sekutu pendukungnya melakukan invasi, kekejian, pembantaian, dan penjajahan di bumi Palestina dan negara-negara lain yang mayoritas penduduknya beragama Islam maka sepanjang itu pula kelompok-kelompok radikal ini akan membalas dendam. dan bila kita melihat kesaksian dari mantan Kadensus 88 Polri, Suryadarma Salim beberapa waktu lalu di TV One, bahwa ujung dari aksi terorisme ini adalah untuk menegakkan suatu negara Islam, negara yang berdasarkan Azas Islam, atau yang disebut oleh Suryadarma Salim sebagai "Daulah Islamiyah". Maka jika dikaji lebih mendalam lagi maka perlawanan dari kelompok-kelompok radikal ini sesungguhnya adalah suatu bentuk perang ideologi antara ideologi Islam versi kelompok radikal ini kontra ideologi Liberalisme-Kapitalisme yang dikomandoi oleh Amerika Serikat (Barat).
Aksi teror sebenarnya adalah "alat" untuk menunjukkan eksistensi atau keberadaan dari kelompok radikal ini, suatu show of force, suatu shock therapy, yang ditujukan kepada imperium dunia saat ini yaitu Barat dalam hal ini Amerika Serikat cs, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan pengancam utama terhadap eksistensi Barat selain dari Timur/Cina. Jikalau yang terjadi saat ini (teror dan semacamnya) adalah benar-benar bermotif perang ideologi, maka sepanjang sejarah peradaban ini pertempuran antara dua kutub ideologi yang berbeda tidak akan bisa didamaikan,ada ungkapan:"tidak boleh ada dua raja di satu kerajaan". Maka masing-masing pihak akan berjuang untuk menjadi yang terunggul, aksi teror dan sejenisnya adalah pilihannya, hingga salah satu pihak hancur dan bertekuk lutut kepada lawannya. Yang menang akan menjadi "penguasa dunia" dan yang kalah akan menjadi "budak peradaban". Dan ke depan kita harus siap-sedia menerima dan menyambut kedatangan teror-teror lainnya dalam berbagai bentuknya baik itu melalui bom, teror melalui media,dan lainnya, baik yang ber-scoop kecil maupun sedang. Baik yang dilakukan oleh kelompok radikal maupun teror yang dilakukan oleh Barat. Dan suatu keniscayaan sesungguhnya aksi terorisme ini adalah suatu langkah "pemanasan" untuk menuju kepada perang yang sesungguhnya..!!!
Comments
Post a Comment