Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Ideologi

INDONESIA (2)

Isu SARA terutama isu agama merupakan isu sentral dalam sejarah bangsa Indonesia, kata Soekarno setiap ideologi ada peruncingan, ideologi A (agama) pernah terjadi peruncingan yaitu terjadinya pemberontakan DI/TII, gerakan Kahar Muzakar dan peristiwa Ambon dan Poso. Adalah sangat menarik bila kita analisa kejadian-kejadian tersebut dengan menggunakan kacamata Karl Marx yang mana ia mengatakan bahwa " religion is opium " agama adalah candu, apa maksudnya? Apakah Karl Marx dan para pengikut aliran marxisme/komunisme itu anti Tuhan (atheis)? Soekarno yang mengakui dirinya secara terang-terangan sebagai penganut marxisme mengatakan tidak ada kitab marxis yang mengatakan anti Tuhan, yang tidak mengakui keberadaan Tuhan. Dan dapat kita lihat kondisi objektif bahwa di Uni Soviet/Rusia terdapat bangunan-bangunan tempat ibadah seperti katedral , di Cina banyak terdapat wihara, kuil, masjid, begitupun juga di negara-negara penganut komunisme/marxisme lainnya seperti Kuba, Korea Utara k

INDONESIA

Sejarah mencatat bahwa penjajahan di bumi Indonesia selama 350 tahun telah meninggalkan banyak jejaknya. Peristiwa Mei 1998 yang merupakan simbol tenggelamnya matahari kekuasaan Orde Baru adalah contoh dimana peristiwa kerusuhan tersebut telah memakan banyak korban yang dialami oleh etnis tertentu di negeri ini. Kenapa kemarahan ini ditumpahkan kepada etnis tersebut? jawabannya adalah peristiwa itu adalah cerminan dari suatu realitas sosial masyarakat Indonesia, dimana pada masa itu (Orde Baru) kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat begitu parah, segelintir orang menikmati sebagian besar kekayaan bangsa ini dan sebagian besar masyarakat berebut kue yang disisakan oleh para konglomerat-konglomerat serakah. Ketidakadilan ekonomi ini merupakan suatu efek langsung dari strategi pembangunan Orde Baru yang menganut konsep "trickle down effect", yang membesarkan segelintir pengusaha yang nantinya diharapkan dapat memberikan efek-redistribusi kekayaan kepada masyarakat secara keselur

UANG: BERHALA ABAD MODERN

Bila kita perhatikan aktivitas manusia dalam kesehariannya bisa kita lihat bahwa sesungguhnya manusia itu telah terperangkap ke dalam suatu sistem yang secara sadar ataupun tidak sadar sedang dijalaninya yaitu sistem/paham kebendaan (materialisme) yang mana dalam ajaran ini uang/kapital adalah sebagai alatnya. Bisa kita lihat dalam satu hari 1 x 24 jam, dari fajar terbit hingga matahari terbenam pikiran manusia mengerucut menjadi satu misi yaitu bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk mengejar kenikmatan hidup yang dimpikannya. Dus, dalam konteks pemikiran ini berjalan paralel dengan sistem kehidupan yang berlaku sekarang ini yaitu sistem liberalisme-kapitalisme yang mana uang/kapital/modal merupakan senjata utama untuk meraih kenikmatan dunia dan sebagai alat untuk mendominasi kepada pihak lain. Uang dijadikan sebagai alat untuk menetukan status sosial seseorang, meningkatkan gengsi dan lambat-laun mereka "golongan yang berpunya" ini akan menjauhi lingkungan sos

BISAKAH PRINSIP PANCASILA HIDUP DALAM RUMAH LIBERALISME-KAPITALISME

Pembuktian hipotesis diatas akan memberikan gambaran sesungguhnya tentang posisi masing-masing ideologi baik itu Pancasila maupun Liberalisme-Kapitalisme. Di kehidupan sehari-hari kita disajikan tindakan-tindakan culas yang sudah lazim dilakukan oleh banyak orang di berbagai belahan dunia seperti menyuap, memanipulasi timbangan untuk menangguk untung besar, mencampur produk dengan bahan-bahan berbahaya untuk mengurangi biaya yang berarti meningkatkan laba penjualan, memanipulasi laporan keuangan untuk menghindari pajak, memanipulasi kuitansi, menekan buruh dengan upah yang rendah dan mengeksploitasi tenaganya, pembajakan, iklan yang menyesatkan, kompetisi yang saling sikut dengan menghalalkan berbagai cara, dan masih banyak penyakit masyarakat lainnya yang menghiasi dan menjadi fakta peradaban sekarang ini. Semua kejadian diatas adalah buah dari ajaran liberalisme-kapitalisme. Dalam ajaran liberalisme-kapitalisme manusia didefinisikan dan bertindak sebagai homo economicus yang berarti