Skip to main content

Posts

Showing posts with the label POLITIK

DIPLOMASI “TAKUT” INDONESIA TERHADAP MALAYSIA (SEBUAH POTRET KEGAGALAN PEMBANGUNAN BANGSA)

  merdeka.com Seperti yang kita saksikan bersama melalui layar televisi nasional yang ditonton oleh kurang lebih 240 juta rakyat Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyampaikan tanggapannya terhadap semakin meruncingnya hubungan RI-Malaysia beberapa waktu belakangan ini, apa yang disampaikannya ternyata tidak sesuai dengan pengharapan dari sebagian masyarakat Indonesia.  KETEGASAN PRESIDEN Rakyat menginginkan agar presiden lebih tegas, lebih strenght terhadap Malaysia. Dari pidato presiden terlihat bahwasanya presiden SBY sebagai benteng diplomasi terakhir masih “takut-takut” terhadap Malaysia, seperti kalimat, “...TKI Indonesia yang bekerja di Malaysia kurang lebih berjumlah 2 juta orang, mereka adalah penghasil devisa untuk negara..” investasi Malaysia di Indonesia...dan hubungan ekonomi RI-Malaysia berjalan baik...”, ini menunjukkan bahwa RI tidak punya bargaining position terhadap Malaysia.  Mari kita berpikir sedikit cerdas, kalau pemerintah tidak mau “terbebani” oleh TKI

TOLERANTION IN RELIGION

They [federalists] fill their newspapers with falsehoods, calumnies, and audacities…we are going fairly through the experiment whether freedom of discussion, unaided by coercion, is not sufficient for the propagation and protection of truth, and for the maintenance of an administration pure and upright in its actions and views. No one ought to feel, under this experiment, more than myself. Nero wished all the necks of Rome United in one, that he might sever them at a blow. So our ex-federalists, wishing to have a single representative of all the objects of their hatred, honor me with that post, and exhibit against me such atrocities as no nation has ever before heard or endured. I shall protect them in the right of lying and caluminating, and still go on to merit the continuance of it, by pursuing steadily my object of proving that a people, easy in their circumstances as ours are, are capable of conducting themselves under a government founded not in the fears and follies of man, but

MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA SEJATI

Tanggal 17 Agustus 2009 Indonesia merayakan kelahirannya kembali, usia yang telah menginjak 64 tahun, usia yang terbilang tidak muda lagi. Namun setelah 64 tahun merdeka bangsa Indonesia masih berada dalam kesulitan dan berjalan tertatih-tatih, masalah klasik yang tak kunjung selesai; kemiskinan, pengangguran, ditambah lagi persoalan separatisme Papua, korupsi dan belakangan ini kita dibuat gonjang-ganjing oleh aksi terorisme yang digerakkan oleh golongan fundamentalis agama. Kesemuanya ini tentu saja menjadi persoalan berat yang harus segera diselesaikan secepatnya oleh pemerintah dan tentunya oleh segenap komponen bangsa. Jika kita melihat ke negara-negara sekeliling kita dan membandingkan kemajuannya, rasanya kita pantas untuk berpikir secepatnya melakukan pembenahan di segala bidang, kita sudah tertinggal dari Malaysia, Singapura, Thailand, dan juga dengan Vietnam. Bangsa dan negara Indonesia merupakan bangsa yang sangat potensial untuk menjadi negara besar dan berpengaruh di dun

DI BALIK TERORISME

Baru-baru ini bangsa Indonesia dikejutkan oleh meledaknya bom di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, suatu kejadian yang tak terduga, ketika masyarakat Indonesia sedang sibuk dan sedang asyik-asyiknya membahas dan berdiskusi tentang hasil pilpres. Bom Marriot-Carlton ini memakan banyak korban baik yang tewas maupun terluka. Tak urung bom bunuh diri di Marriot-Carlton ini menuai kecaman keras dari sepenjuru dunia. Dan nampaknya sudah menjadi ketentuan peradaban bahwa aksi terorisme ini akan terus berlangsung dari waktu ke waktu dengan apapun latar belakangnya dan siapapun orangnya sepanjang ketidakadilan terus terjadi di dunia. Peristiwa-peristiwa terorisme ini seolah menjadi pembuktian dari tesis yang dilontarkan oleh Samuel Hutington tentang terjadinya gesekan antar peradaban (clash of civilization) antara Barat kontra Timur/Islam. Video pernyataan Noordin M Top beberapa waktu silam yang menyatakan bahwa sepanjang Amerika, Inggris, Australia beserta sekutu-sekutu pendukungnya melakukan

SBY-BOEDIONO KEMBALI KE TAMPUK KEKUASAAN

Pada hari Rabu 8 Juli 2009 seluruh rakyat Indonesia yang telah mempunyai hak pilih, dan telah memilih capres-cawapres pilihannya, tentu saja masih ada yang yang memilih untuk golput. Berdasarkan quick count Metro TV, pasangan Mega-Prabowo meraih 26,32 persen suara, SBY-Boediono meraih 58,51 persen suara, dan pasangan JK-Wiranto meraih 15,18 persen suara. Dari hasil quick count Metro TV ini dan banyak lembaga survey lainnya menempatkan pasangan SBY-Boediono meraih kemenangan mutlak di atas 50 persen suara, dan unggul di lebih dari setengah dari total provinsi di Indonesia. Bararti pemilu berdasarkan quick count ini dimenangkan oleh SBY-Boediono dalam satu putaran. Ada beberapa hal yang menjadi indikator kemenangan Pasangan SBY-Bordiono ini. Pertama, politik pencitraan yang digalang oleh tim kampanye SBY-Boediono ternyata masih ampuh untuk menggalang dukungan dari masyarakat luas. Pencitraan sebagai orang yang santun, sebagai orang yang menjadi teraniaya, telah menjadi barang dagangan ya

ANGKATAN 66 SEBUAH CATATAN HARIAN MAHASISWA

Tulisan ini adalah sebuah resensi (ringkasan) sebuah buku yang berjudul ANGKATAN 66 SEBUAH CATATAN HARIAN MAHASISWA, sebagaimana judulnya buku ini adalah suatu catatan harian dari seorang mahasiswa pergerakan yaitu Yozar Anwar yang mana isi dalam buku ini adalah menceritakan mengenai peristiwa yang berkaitan dengan pergolakan politik di Indonesia pada waktu itu (tahun 1966). Dimana pergolakan politik tahun 1966 adalah suatu akibat langsung dari peristiwa politik yang mendahuluinya yaitu pemberontakan G 30S PKI atau dikenal dengan nama “Gestapu” (Gerakan September Tiga Puluh) atau dikenal juga dengan nama “Gestok” (Gerakan Satu Oktober). Sebagai akibat dari pemberontakan yang didalangi oleh PKI ini berakibat luas dalam kehidupan sosial-politik masyarakat pada waktu itu. Ketidakpuasan terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa pada waktu itu (rezim Orde Lama/Soekarno) telah meluas di kalangan masyarakat terutama golongan pemuda dan mahasiswa. Sebagai puncak dari ketidakpuasan masyarakat

INKONSISTENSI PDIP SOAL BLT (BANTUAN LANGSUNG TUNAI)

Memasuki masa akhir kampanye, partai-partai politik semakin intens berkampanye. Mereka semakin ekspansif dalam berkampanye, mulai kampanye dari door to door , kampanye massal sebagai bentuk show of force , bagi-bagi hadiah dengan berbagai alasan agar tidak di cap sebagai money poltics , sampai dengan kegiatan-kegiatan sosial berupa berobat gratis, bantuan kemanusiaan bagi korban bencana alam dan sebagainya. Kita lihat di televisi para politisi menyuarakan visi-misi partainya yang isinya adalah bagaimana mereka akan menyejahterakan rakyat, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan sebagainya. Dimana-mana rakyat dalam masa kampanye menjadi retorika yang paling populer dan banyak disuarakan oleh partai-partai politik. Demi rakyat…. Demi kemakmuran rakyat… demi kesejahteraan rakyat…. Dan demi-demi lainnya. Begitulah suara-suara yang keluar dari mulut mereka. Ada yang menjanjikan sembako murah, berobat gratis, pendidikan gratis, BBM murah, dan lainnya. Dan materi kampanye yang paling banyak

INDIE

Secara epistemologi kata-kata indie berasal dari perkataan independent yang artinya kurang lebih sama dan semakna dengan self-governing, able to work alone, self-confident , bebas, berdikari (berdiri di atas kaki sendiri), emansipasi, dan merdeka. Perkataan indie ini identik dan menunjuk kepada suatu perkumpulan atau komunitas dalam masyarakat yang mayoritas anggotanya adalah berasal dari kalangan anak-anak muda terutama yang berdomisili di daerah-daerah urban atau perkotaan. Dalam aktualisasi dan ekspresi dirinya mereka berpegang pada semboyan do it your self dan do what you love . Yang menjadi ciri khas karya mereka adalah karya-karya mereka ini bersifat eksklusif tidak pasaran, limited edition , dan selalu berusaha untuk menciptakan style-style baru yang berbeda dari sebelumnya. Mereka bisa bergerak di bidang fotografi, perancang busana, perancang situs web, membuat baju, celana, aksesoris-aksesoris, film, majalah, pemandu sorak, disc jockey , animator, modifikator, musik, dan

MENANG

Kenapa banyak orang ingin menang Apakah itu hasil akhir kehidupan Kenapa kekalahan menjadi aib Apakah itu kesalahan manusia Demi kemenangan rela membunuh Demi kemenangan rela memperkosa Apa saja akan kamu tempuh Agar kemenangan dapat diraihnya Kenapa kebenaran menjadi aib Sudah tidak pentingkah bagi manusia Apakah kebenaran tinggal kata-kata Dari bibir pemenang-pemenang semu...... Itulah penggalan syair lagu "Menang" dari Iwan Fals yang ingin mengajak kita untuk memandang kehidupan ini secara kritis, bagaimana kita memandang kehidupan dalam konteks hubungan menang-kalah. Banyak kejadian-kejadian di dunia ini yang berakhir dan diakhiri oleh "kemenangan" namun bukanlah kemenangan riil yang di dapat namun hanyalah sebuah "kemenangan semu" yaitu kemenangan yang di dapat dari cara mengancam, teror, kekerasan, penipuan, konspirasi jahat, bahkan sampai membunuh dan menghancurkan sebuah negara yang berdaulat. Pragmatisme untuk mengejar berhala kehidupan ; kekayaa

INDONESIA (2)

Isu SARA terutama isu agama merupakan isu sentral dalam sejarah bangsa Indonesia, kata Soekarno setiap ideologi ada peruncingan, ideologi A (agama) pernah terjadi peruncingan yaitu terjadinya pemberontakan DI/TII, gerakan Kahar Muzakar dan peristiwa Ambon dan Poso. Adalah sangat menarik bila kita analisa kejadian-kejadian tersebut dengan menggunakan kacamata Karl Marx yang mana ia mengatakan bahwa " religion is opium " agama adalah candu, apa maksudnya? Apakah Karl Marx dan para pengikut aliran marxisme/komunisme itu anti Tuhan (atheis)? Soekarno yang mengakui dirinya secara terang-terangan sebagai penganut marxisme mengatakan tidak ada kitab marxis yang mengatakan anti Tuhan, yang tidak mengakui keberadaan Tuhan. Dan dapat kita lihat kondisi objektif bahwa di Uni Soviet/Rusia terdapat bangunan-bangunan tempat ibadah seperti katedral , di Cina banyak terdapat wihara, kuil, masjid, begitupun juga di negara-negara penganut komunisme/marxisme lainnya seperti Kuba, Korea Utara k

INDONESIA

Sejarah mencatat bahwa penjajahan di bumi Indonesia selama 350 tahun telah meninggalkan banyak jejaknya. Peristiwa Mei 1998 yang merupakan simbol tenggelamnya matahari kekuasaan Orde Baru adalah contoh dimana peristiwa kerusuhan tersebut telah memakan banyak korban yang dialami oleh etnis tertentu di negeri ini. Kenapa kemarahan ini ditumpahkan kepada etnis tersebut? jawabannya adalah peristiwa itu adalah cerminan dari suatu realitas sosial masyarakat Indonesia, dimana pada masa itu (Orde Baru) kesenjangan sosial-ekonomi masyarakat begitu parah, segelintir orang menikmati sebagian besar kekayaan bangsa ini dan sebagian besar masyarakat berebut kue yang disisakan oleh para konglomerat-konglomerat serakah. Ketidakadilan ekonomi ini merupakan suatu efek langsung dari strategi pembangunan Orde Baru yang menganut konsep "trickle down effect", yang membesarkan segelintir pengusaha yang nantinya diharapkan dapat memberikan efek-redistribusi kekayaan kepada masyarakat secara keselur

HIRUK-PIKUK KAMPANYE CALEG DAN KEBINGUNGISME DEMOKRASI

Memasuki tahun 2009 ini ada agenda besar yang akan dilalui oleh masyarakat Indonesia yaitu agenda politik, pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dan wakil presiden. Dapat kita lihat bersama para calon legislatif (caleg) berlomba-lomba berkampanye merebut simpati masyarakat pemilih. Mulai dari memasang baliho, poster, memasang spanduk, pembagian kartu nama, kunjungan sosial dan bakti sosial, beriklan di televisi, radio dan media cetak serta banyak lagi lainnya. Semuanya itu tentu saja dengan satu maksud tujuan agar masyarakat dapat memilih yang bersangkutan untuk pemilu legislatif nanti. Tidak heran kantor DPR menjadi lengang dikarenakan banyak anggotanya yang mencalonkan diri kembali dan sibuk berkampanye di daerah pemilihan (dapil) masing-masing. Tidak heran kalau kita melihat di jalan-jalan, gang-gang, dan rumah-rumah penduduk menjadi "ramai" oleh atribut-atribut para caleg ini, hal ini lazim terjadi pada masa transisi dari rezim lama ke rezim baru. Selanjutnya para c

ISRAEL VS PALESTINA: PERADABAN DUNIA YANG SEDANG SEKARAT

Sejak akhir tahun 2008 kita disuguhkan oleh televisi dan media massa lainnya pemandangan yang sangat menyesakkkan, holocaust Israel terhadap rakyat Palestina!. Ribuan orang menjadi korban, siang dan malam hujan bom meluluh-lantakkan bumi Palestina, penyerangan membabi-buta Israel bila dilihat dari sudut pandang manapun tidak dapat dibenarkan dan bila dilihat dari kacamata penegakan HAM (Hak Azasi Manusia) maka Israel dapat digolongkan sebagai pelanggar HAM paling berat, penyerangan dan pembunuhan terhadap penduduk sipil terutama wanita dan anak-anak, pemboman Rumah Sakit,tempat ibadah, pemakaman, penembakan wartawan, dokter, pemblokadean bantuan kemanusiaan dan masih banyak lainnya merupakan fakta yang sangat nyata yang sedang berlangsung di depan mata kita! dan atas aksinya ini Israel patut untuk dihadapkan ke Mahkamah Internasional untuk mempertanggungjawabkan tindakannya sebagai kejahatan perang dan lebih-lebih lagi adalah suatu kejahatan terhadap kemanusiaan.PBB sebagai badan duni