Skip to main content

SUASANA PENGUMUMAN DAFTAR NRG GURU DI KEMENAG. OGAN ILIR


Hari ini, Senin 24 Oktober 2011 tidak seperti biasanya, para guru yang mengajar di lingkungan Kementerian Agama Kab. Ogan Ilir ramai datang ke kantor Kemenag. Ogan Ilir untuk melihat pengumuman tentang daftar NRG (Nomor Registrasi Guru). Mungkin yang menjadi pertanyaan orang awam adalah, kenapa sih koq pada sibuk ngeliati nomor NRG masing-masing..:) Untuk diketahui yach NRG itu adalah nomor registrasi yang dikeluarkan oleh Diknas. Pusat sebagai kelengkapan berkas untuk mendapatkan Tunjangan Sertifikasi yang berarti $$$$$.eee..Rp Rp Rp untuk guru-guru tersebut :), Di lingkungan Kemenag. Ogan Ilir dibayarkan per semester sesuai DIPA masing-masing. Yacchh..kalau dulu Guru adalah "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" maka sekarang mereka sudah diberikan imbalan yang relatif setimpal dengan tingkat pengabdian mereka. Maka ungkapan yang tepat untuk guru sekarang adalah "Pahlawan Dengan Banyak Imbalan Jasa" :) :)...selamat untuk guru-guru Indonesia..!.



Dengan diterimanya tunjangan penghasilan ini diharapkan, dan kita semua tentunya mengharapkan agar ke depan kualitas guru-guru di Indonesia dapat meningkat (fokus terhadap pekerjaannya) sehingga tidak ada lagi cerita guru yang nyambi jadi tukang ojeg,jual asongan, penjual kue keliling dsb. Peningkatan kualitas guru ini nantinya diharapkan dapat berdampak positif ke anak didik, yang mana Sumber Daya Manusia yang berkualitaslah yang di idam-idamkan Bangsa ini, Faktor SDM adalah yang paling utama dalam kemajuan suatu bangsa, lihatlah Jepang, ! bagaimana sesungguhnya suatu negara dengan SDA yang minim tetapi dapat di back up dengan SDM-nya yang berkualitas dan mampu menjelma menjadi negara maju. Tidak kah kita bangga bahwa pada 10-20 tahun ke depan bangsa Indonesia menggarap sendiri tambang emas dan tembaga yang kini "dikuasai" Freeport.?? karena kita sudah dibekali dengan SDM-SDM yang mumpuni, yang "sakti mandraguna".


.

Tidak kah kita bangga bahwa Pertamina pada 10-20 tahun ke depan menggarap seluruh proyek migas di tanah air..?? karena migas adalah bidang yang menguasai hajat hidup orang banyak, seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945. Sehingga surplus value dari hasil tambang Indonesia tidak jatuh keluar yang pada akhirnya dinikmati oleh negara lain, plus korporasi kemaruk plus "komprador lokal" yang hanya mengejar kenikmatan gelimangan harta semata beserta kelompoknya.
Maka satu hal yang amat penting lagi dalam membangun pendidikan di Indonesia adalah bagaimana menanamkan "JIWA NASIONALISME" kepada anak-anak bangsa, mereka harus ditanamkan suatu ajaran bahwa MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NASIONAL, MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN NASIB SEBANGSA adalah lebih utama dari segala-galanya. Maka seperti yang saya tulis di atas, bangsa Indonesia membutuhkan manusia yang "SAKTI MANDRAGUNA" . Semoga ke depan bangsa ini mampu menghadapi gelombang perubahan zaman yang akan segera menanti ke depan. Selamat berlayar bangsaku..!!..



Comments

Popular posts from this blog

TEORI DUALISME EKONOMI INDONESIA MENURUT J.H. BOEKE

Indonesia menurut J.H. Boeke mengalami dualisme ekonomi atau dua sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut bukan sistem ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lama makin melemah dan yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat dan jauh berbeda. Perbedaan tersebut karena sebagai akibat penjajahan orang-orang Barat. Apabila tidak terjadi kedatangan orang-orang Barat mungkin sistem pra-kapitalisme Indonesia dan dunia Timur pada umunya pada suatu waktu akan berkembang menuju sisitem atau tahap kapitalisme. Akan tetapi sebelum perkembangan kelembagaan-kelembagaan ekonomi dan sosial menuju ke arah sama, penjajah dengan sisitem kapitalismenya (dan sosialismenya serta komunisme) telah masuk ke dunia Timur. Inilah yang menimbulkan sistem dualisme atau masyarakat dualisme. Telah diuraikan bahwa ekonomi dualistik atau lengkapnya sistem ekonomi dualistik adalah suatu masyarakat yang mengalami 2 macam sistem ekonomi yang saling berbeda dan berdampi...

FENOMENA “PASAR MALAM” DI KAMPUNGKU

id.wikipedia.org Dua hari setelah lebaran di kampungku diadakan “pasar malam” tapi saya tidak melihatnya sebagai sebuah pasar yang seperti biasa kita saksikan sehari-hari. Memang benar, pasar malam di kampungku ini ada juga yang berjualan seperti PK-5, ada yang berjualan mainan anak, pernak-pernik cincin, kalung, gelang, dan sebagainya. Dan ada juga permainan anak-anak seperti kuda putar, yang lucunya tidak digerakkan oleh mesin melainkan oleh manusia yang tidak lain adalah si pemilik wahana mainan itu sendiri yang terdiri atas beberapa orang, mereka bahu-membahu menarik dan memutar “kuda putar” ini selama kurang lebih 5 menit.  Namun banyak juga anak-anak yang tertarik mencobanya, sampai-sampai ada yang menangis, ya..namanya juga anak-anak. Yang kedua adalah mainan anak-anak yang saya kurang tahu namanya, semacam “roller coaster” yang kalau kita tidak kuat kita akan merasa pusing setelah mencoba mainan ini, mungkin ini karena faktor ayunannya yang kuat. Nah..selain yang saya ungka...

MENGENAL HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HKI)

Hak Kekayaan Intelektual merupakan suatu hak yang berada dalam ruang lingkup kehidupan teknologi, ilmu pengetahuan, maupun seni dan sastra. HKI merupakan hak yang berasal dari kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan dalam bentuk ciptaan atau temuan, baik berupa karya cipta seni, sastra dan teknologi. Di Indonesia masalah HKI mulai dikenal dengan menjadi anggota pada : Paris Convention (Konvensi Paris, 1883). Pada konvensi ini yang dibahas adalah masalah kekayaan industri. WIPO ( World Intellectual Property Organization, 1967) adalah organisasi dunia yang menangani kekayaan intelektual dengan tugas melaksanakan pengadministrasian konvensi di bidang HKI; mendorong kerjasama internasional di bidang HKI dan membantu negara sedang berkembang membangun sistem HKI. Pada zaman Hindia Belanda dalam peraturan tahun 1910 HKI disebut hak oktrooi . Menurut peraturan 1910 menyatakan bahwa suatu temuan hendaknya dimintakan paten, segala dokumennya dikirim ke Den Haag. ...