Skip to main content

TUJUH KECERDASAN

Haward Gardner dalam Barbara J. Braham di dalam bukunya Frames of Mind, memperkenalkan tujuh kecerdasan yang berbeda. Kebanyakan orang hanya mengetahui sesuatu yang khas sekolah, seperti pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris. Menemukan semua kecerdasan lainnya dapat mengubah persepsi pribadi yang dimiliki setiap orang, dan membuat mereka terbuka untuk mempelajari apa yang sebelumnya mereka hindari. Pembelajar seumur hidup tahu kekuatan mereka dan memberdayakan semua kekuatan yang dimiliki. Berikut ini adalah tujuh jenis/tipe kecerdasan.
1. Berbakat musik, kecerdasan ini muncul sebelum kecerdasan lainnya dan tidak bernilai budaya tinggi. Jika bakat musik adalah salah satu kecerdasan istimewa anda, anda sadar bahwa anda membawa suara di dalam otak anda. Penggubah lagu memiliki kecerdasan ini, dan kecerdasan ini terutama menggunakan indra pendengaran.
2. Ilmu bahasa, tidak seperti kecerdasan musik, kecerdasan ilmu bahasa muncul lebih lamban dan sering tidak mencapai puncaknya sampai usia 50, 60 bahkan 70 tahun. Itulah sebabnya, mengapa banyak penulis menghasilkan karya terbaiknya pada tahun-tahun belakangan. Penyair, penulis dan orang yang menyenangi suara dan kata serta makna yang terkandung dalam suara dan kata tersebut memiliki jenis kecerdasan ini. Membaca, menulis dan komunikasi dengan kata berasal dari kecerdasan ini. Kecerdasan ilmu bahasa bernilai tinggi di sekolah. Seperti musik, kecerdasan ini juga menggunakan indra pendengaran.
3. Logika/Matematika, para ilmuwan, ahli hukum dan ahli matematika memiliki kecerdasan ini Kecerdasan ini mulai dengan benda yang akan dihitung dan sangat abstrak. Faktanya, pemikiran seseorang dengan kecerdasan logika/Matematika bisa begitu rumit sehingga pada umumnya orang mengalami kesulitan untuk mengerti. Pemain catur memiliki kecerdasan ini. Kecerdasan ini cepat mencapai puncaknya, biasanya menjelang usia 30 sampai 40 tahun, dan juga berakhir dengan cepat, sebagaimana kecerdasan musik. Kecerdasan logika/matematika ialah jenis kemampuan lainnya yang dinilai tinggi di sekolah.
4. Spasial, seperti kecerdasan logika/matematika, kecerdasan spasial larut dengan objek/berada dalam elemen yang berbeda atau ketika elemen tersebut dipindahkan. Ini merupakan kecerdasan yang ada pada ilmu seni grafis, arsitek, mualim dan pilot. Kecerdasan ini tidak memburuk sejalan dengan usia dan berorientasi pada otak kanan.
5. Tubuh/Kinestetik. Orang dengan kecerdasan ini menggunakan tubuhnya dalam cara yang terkendali. Penari, pelawak dan atlet mempunyai kecerdasan tubuh atau kinestetik. Mereka mampu memegang benda secara terampil dan mengembangkan keterampilan mekanik.
6. Intrapersonal. Kecerdasan ini bervariasi menurut budaya, namun fokusnya ialah kehidupan dalam diri sendiri, perasaan dan intuisi. Guru kebatinan dan pemimpin agama mempunyai kecerdasan intrapersonal. Introspeksi juga bagian dari kecerdasan ini.
7. Interpersonal. Kecerdasan ini juga dipengaruhi oleh nilai budaya, kecerdasan ini mempunyai fokus keluar, meliputi hubungan, mendeteksi perasaan orang lain, dan mengenali diri dalam berhubungan dengan orang lain. Pramuniaga dan motivator mempunyai jenis kecerdasan ini


(Sumber: The Essentials of Fast-track MBA Series, Creating Learning Organization, Barbara J. Braham, 1998)

Comments

Popular posts from this blog

TEORI DUALISME EKONOMI INDONESIA MENURUT J.H. BOEKE

Indonesia menurut J.H. Boeke mengalami dualisme ekonomi atau dua sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut bukan sistem ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lama makin melemah dan yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat dan jauh berbeda. Perbedaan tersebut karena sebagai akibat penjajahan orang-orang Barat. Apabila tidak terjadi kedatangan orang-orang Barat mungkin sistem pra-kapitalisme Indonesia dan dunia Timur pada umunya pada suatu waktu akan berkembang menuju sisitem atau tahap kapitalisme. Akan tetapi sebelum perkembangan kelembagaan-kelembagaan ekonomi dan sosial menuju ke arah sama, penjajah dengan sisitem kapitalismenya (dan sosialismenya serta komunisme) telah masuk ke dunia Timur. Inilah yang menimbulkan sistem dualisme atau masyarakat dualisme. Telah diuraikan bahwa ekonomi dualistik atau lengkapnya sistem ekonomi dualistik adalah suatu masyarakat yang mengalami 2 macam sistem ekonomi yang saling berbeda dan berdampi

FENOMENA “PASAR MALAM” DI KAMPUNGKU

id.wikipedia.org Dua hari setelah lebaran di kampungku diadakan “pasar malam” tapi saya tidak melihatnya sebagai sebuah pasar yang seperti biasa kita saksikan sehari-hari. Memang benar, pasar malam di kampungku ini ada juga yang berjualan seperti PK-5, ada yang berjualan mainan anak, pernak-pernik cincin, kalung, gelang, dan sebagainya. Dan ada juga permainan anak-anak seperti kuda putar, yang lucunya tidak digerakkan oleh mesin melainkan oleh manusia yang tidak lain adalah si pemilik wahana mainan itu sendiri yang terdiri atas beberapa orang, mereka bahu-membahu menarik dan memutar “kuda putar” ini selama kurang lebih 5 menit.  Namun banyak juga anak-anak yang tertarik mencobanya, sampai-sampai ada yang menangis, ya..namanya juga anak-anak. Yang kedua adalah mainan anak-anak yang saya kurang tahu namanya, semacam “roller coaster” yang kalau kita tidak kuat kita akan merasa pusing setelah mencoba mainan ini, mungkin ini karena faktor ayunannya yang kuat. Nah..selain yang saya ungkapkan

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

GOOD CORPORATE GOVERNANCE Bila kita kaji dengan lebih mendalam tolak ukur dari terciptanya suatu keberhasilan kinerja dari perusahaan tidak terlepas dari penerapan (GCG) Good Corporate Governance . Dalam diktum Keputusan Menteri Badan Usaha milik Negara Nomor: KEP -117/M-MBU/2002 tanggal 01 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebutkan bahwa "Prinsip Good Corporate Governance merupakan kaidah, norma ataupun pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat." Lebih jauh lagi disebutkan dalam Surat Keputusan tersebut, " Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Perusahaan guna mewujudkan Nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan Peraturan Perundangan dan Nilai-nilai etika." Dalam penerapan (GCG) ada bebera