Skip to main content

TINGKAT-TINGKAT KEBUTUHAN MANUSIA MENURUT ABRAHAM H. MASLOW II

Kebutuhan Sosial

Tidak ada manusia dalam abad modern ini yang dapat hidup menyendiri, sama sekali terlepas dari pengaruh lingkungannya. Bahkan dapat dikatakan bahwa salah satu ciri dari dunia modern adalah semakin banyaknya organisasi dimana seseorang menjadi anggota, yang tujuan dan kegiatannya dapat beraneka ragam seperti bidang politik, sosial, keagamaan, kekeluargaan, profesional, keolahragaan, kebudayaan, kesenian, dan sebagainya.

Keanggotan dalam berbagai organisasi merupakan salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan sosial seseorang. Dikatakan demikian karena kebutuhan sosial biasanya menampakkan dirinya dalam berbagai bentuk naluri, seperti:
1.Sense of belonging
2.Sense of participation
3.Sense of importance
4.Sense of achievement

Sense of Belonging
Tidak ada seseorang yang senang “dipencilkan” dari arena pergaulan. Setiap orang ingin diterima, diperlakukan dan dihargai selaku anggota organisasi yang terhormat, yang diperlakukan secara wajar.

Sense of Participation
Beberapa faktor yang dapat digunakan oleh manajemen untuk memuaskan kebutuhan “sense of participation” dari para anggotanya, antara lain, adalah:
1.Adanya tujuan yang jelas, baik yang bersifat jangka panjang, sedang, maupun jangka pendek.
2.Proses perumusan kebijaksanaan yang melibatkan semua unsur dalam organisasi, paling sedikit sebagai sumber informasi dan input.
3.Proses pengambilan keputusan yang demokratis dengan mendengar pendapat unsur pelaksana.
4.Proses pelaksanaan yang didasarkan atas pembagian tugas yang jelas.
5.Pendelegasian wewenang yang menggairahkan pengembangan daya inovasi dan kreasi anggota organisasi.
6.Pengawasan yang bersifat mendidik dan bukan untuk mencari alasan bagi pimpinan untuk bertindak punitif.
7.Penggunaan sistem umpan balik secara efektif dalam keseluruhan proses manajemen.

Singkatnya, salah satu cara terbaik untuk memuaskan naluri berpartisipasi adalah dengan jalan menciptakan dan mengembangkan suasana dan lingkungan kerja yang mendorong pertumbuhan kreatifitas dan produktifitas para anggota organisasi. Mengenai penjelasan sense of importance dan sense of achievement dijelaskan dalam artikel ini.

Comments

Popular posts from this blog

TEORI DUALISME EKONOMI INDONESIA MENURUT J.H. BOEKE

Indonesia menurut J.H. Boeke mengalami dualisme ekonomi atau dua sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut bukan sistem ekonomi transisi dimana sifat dan ciri-ciri yang lama makin melemah dan yang baru makin menguat melainkan kedua-duanya sama kuat dan jauh berbeda. Perbedaan tersebut karena sebagai akibat penjajahan orang-orang Barat. Apabila tidak terjadi kedatangan orang-orang Barat mungkin sistem pra-kapitalisme Indonesia dan dunia Timur pada umunya pada suatu waktu akan berkembang menuju sisitem atau tahap kapitalisme. Akan tetapi sebelum perkembangan kelembagaan-kelembagaan ekonomi dan sosial menuju ke arah sama, penjajah dengan sisitem kapitalismenya (dan sosialismenya serta komunisme) telah masuk ke dunia Timur. Inilah yang menimbulkan sistem dualisme atau masyarakat dualisme. Telah diuraikan bahwa ekonomi dualistik atau lengkapnya sistem ekonomi dualistik adalah suatu masyarakat yang mengalami 2 macam sistem ekonomi yang saling berbeda dan berdampi

FENOMENA “PASAR MALAM” DI KAMPUNGKU

id.wikipedia.org Dua hari setelah lebaran di kampungku diadakan “pasar malam” tapi saya tidak melihatnya sebagai sebuah pasar yang seperti biasa kita saksikan sehari-hari. Memang benar, pasar malam di kampungku ini ada juga yang berjualan seperti PK-5, ada yang berjualan mainan anak, pernak-pernik cincin, kalung, gelang, dan sebagainya. Dan ada juga permainan anak-anak seperti kuda putar, yang lucunya tidak digerakkan oleh mesin melainkan oleh manusia yang tidak lain adalah si pemilik wahana mainan itu sendiri yang terdiri atas beberapa orang, mereka bahu-membahu menarik dan memutar “kuda putar” ini selama kurang lebih 5 menit.  Namun banyak juga anak-anak yang tertarik mencobanya, sampai-sampai ada yang menangis, ya..namanya juga anak-anak. Yang kedua adalah mainan anak-anak yang saya kurang tahu namanya, semacam “roller coaster” yang kalau kita tidak kuat kita akan merasa pusing setelah mencoba mainan ini, mungkin ini karena faktor ayunannya yang kuat. Nah..selain yang saya ungkapkan

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

GOOD CORPORATE GOVERNANCE Bila kita kaji dengan lebih mendalam tolak ukur dari terciptanya suatu keberhasilan kinerja dari perusahaan tidak terlepas dari penerapan (GCG) Good Corporate Governance . Dalam diktum Keputusan Menteri Badan Usaha milik Negara Nomor: KEP -117/M-MBU/2002 tanggal 01 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebutkan bahwa "Prinsip Good Corporate Governance merupakan kaidah, norma ataupun pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat." Lebih jauh lagi disebutkan dalam Surat Keputusan tersebut, " Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Perusahaan guna mewujudkan Nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan Peraturan Perundangan dan Nilai-nilai etika." Dalam penerapan (GCG) ada bebera