BUDAYA KORPORAT
Salah satu isu utama dalam membangun dan memberdayakan BUMN ialah isu tentang budaya perusahaan atau lebih dikenal dengan budaya korporasi. Ada beberapa BUMN yang telah mempunyai budaya perusahaan antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT. Telekomunikasi Indonesia, PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Indonesia Power, dan Pertamina. Seberapa pentingkah budaya bagi perusahaan (moeljono 2004) mengatakan bahwa keberadaan suatu perusahaan komersial pada umumnya mempunyai tujuan jangka panjang yang dilandasi dengan motif ekonomi untuk menghasilkan nilai-nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi stakeholders yang meliputi para pemegang saham, karyawan, mitra kerja, dan masyarakat umumnya. Untuk mewujudkan nilai-nilai tambah dan manfaat ekonomi tersebut, perusahaan diharapkan mempunyai visi, misi, strategi, program kerja yang terencana, terfokus, dan berkesinambungan.Pada tanggal 23-25 April 1999 di Cambridge diselenggarakan simposium Cultural Values and Human Progress, American Academy for International and Area Studies. Simposium ini menghadirkan temuan budaya dari seluruh dunia dan dirangkum dalam sebuah buku Culture Matters:How Values Shape human Progress (2000) disunting oleh Lawrence E. Harrison dan Samuel P. Huntington yang membawa kesimpulan bahwa budaya menentukan kemajuan dari setiap masyarakat, negara, dan bangsa di seluruh dunia, baik ditinjau dari sisi politik, sosial, maupun ekonomi, tanpa kecuali. Temuan dari J. Peters dan Robert Waterman menunjukkan bahwa ada tujuah variabel berpengaruh terhadap kesuksesan suatu organisasi yang diberi nama sebagai "Mckinsey Seven (7)S" yang isinya adalah strategy(strategi), structure(struktur), style(gaya), system(sistem), staff(SDM), skills(kemampuan/keterampilan), dan shared values(budaya perusahaan). Budaya korporat pada umumnya merupakan pernyataan filosofis, dapat difungsikan sebagai tuntutan yang mengikat para karyawan karena dapat diformulasikan secara formal dalam berbagai peraturan dan ketentuan perusahaan. Dengan membakukan budaya korporat sebagai suatu acuan bagi ketentuan atau peraturan yang berlaku, para pemimpin dan karyawan secara tidak langsung akan terikat sehingga dapat membentuk sikap dan perilaku sesuai dengan visi dan misi serta strategi perusahaan. Selanjutnya (moeljono 2004) mengartikan bahwa budaya korporat adalah sistem nilai-nilai yang diyakini oleh semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan, serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.dari pengertian ini dapat ditarik beberapa pemikiran bahwasanya budaya korporat adalah "nilai-nilai dasar yang mempunyai dalil-dalil" yang dapat dipersamakan seperti kitab-kitab suci yang dturunkan oleh Tuhan kepada umat manusia yang tidak disangsikan lagi kebenarannya yang harus diabsorpsi dan diejawantahkan dalam berbagai segi kehidupan, dan dalam konteks korporat/perusahaan budaya korporat berarti juga code of conduct bagi setiap karyawan dalam suatu perusahaan baik dilevel atas, menengah, dan bawah yang harus menerapkan budaya korporat secara menyeluruh dalam setiap segi dalam perusahaan guna meningkatkan kinerja dan performa dari perusahaan yang bersangkutan.
Comments
Post a Comment