Skip to main content

Posts

UANG: BERHALA ABAD MODERN

Bila kita perhatikan aktivitas manusia dalam kesehariannya bisa kita lihat bahwa sesungguhnya manusia itu telah terperangkap ke dalam suatu sistem yang secara sadar ataupun tidak sadar sedang dijalaninya yaitu sistem/paham kebendaan (materialisme) yang mana dalam ajaran ini uang/kapital adalah sebagai alatnya. Bisa kita lihat dalam satu hari 1 x 24 jam, dari fajar terbit hingga matahari terbenam pikiran manusia mengerucut menjadi satu misi yaitu bagaimana mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk mengejar kenikmatan hidup yang dimpikannya. Dus, dalam konteks pemikiran ini berjalan paralel dengan sistem kehidupan yang berlaku sekarang ini yaitu sistem liberalisme-kapitalisme yang mana uang/kapital/modal merupakan senjata utama untuk meraih kenikmatan dunia dan sebagai alat untuk mendominasi kepada pihak lain. Uang dijadikan sebagai alat untuk menetukan status sosial seseorang, meningkatkan gengsi dan lambat-laun mereka "golongan yang berpunya" ini akan menjauhi lingkungan sos

APAPUN MUSIKMU, TERUSLAH BERKARYA !!

Banyak aliran musik yang beredar dan dimainkan di seluruh penjuru dunia. Dari semua jenis aliran musik yang tercipta , tentunya masing-masing memiliki komunitas atau penikmatnya sendiri. Kebanyakan dari mereka (komunitas aliran musik) termasuk "militan" terhadap jenis musik tertentu yang digemari. Terlihat dari gaya hidup ataupun dandanan yang seakan mewakili jenis musik tertentu. Perbedaan dan beragamnya jenis maupun aliran musik ini tentunya memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda. Oleh kalangan kritisi musik dunia berbagai jenis aliran musik ini dikelompokkan menjadi genre aliran tertentu, misalnya aliran rock, jazz, dance, pop, dan sebagainya. Yang tentu saja setiap genre tersebut masih terbagi lagi menjadi beberapa turunannya. Setiap orang memiliki kecenderungan untuk menyukai sesuatu, hal ini terdapat juga dalam hal memilih suatu aliran musik dan kegemaran orang akan jenis-jenis musik tentunya akan berbeda-beda. Banyak faktor yang melatarbelakanginya, tapi jen

BISAKAH PRINSIP PANCASILA HIDUP DALAM RUMAH LIBERALISME-KAPITALISME

Pembuktian hipotesis diatas akan memberikan gambaran sesungguhnya tentang posisi masing-masing ideologi baik itu Pancasila maupun Liberalisme-Kapitalisme. Di kehidupan sehari-hari kita disajikan tindakan-tindakan culas yang sudah lazim dilakukan oleh banyak orang di berbagai belahan dunia seperti menyuap, memanipulasi timbangan untuk menangguk untung besar, mencampur produk dengan bahan-bahan berbahaya untuk mengurangi biaya yang berarti meningkatkan laba penjualan, memanipulasi laporan keuangan untuk menghindari pajak, memanipulasi kuitansi, menekan buruh dengan upah yang rendah dan mengeksploitasi tenaganya, pembajakan, iklan yang menyesatkan, kompetisi yang saling sikut dengan menghalalkan berbagai cara, dan masih banyak penyakit masyarakat lainnya yang menghiasi dan menjadi fakta peradaban sekarang ini. Semua kejadian diatas adalah buah dari ajaran liberalisme-kapitalisme. Dalam ajaran liberalisme-kapitalisme manusia didefinisikan dan bertindak sebagai homo economicus yang berarti

ISRAEL VS PALESTINA: PERADABAN DUNIA YANG SEDANG SEKARAT

Sejak akhir tahun 2008 kita disuguhkan oleh televisi dan media massa lainnya pemandangan yang sangat menyesakkkan, holocaust Israel terhadap rakyat Palestina!. Ribuan orang menjadi korban, siang dan malam hujan bom meluluh-lantakkan bumi Palestina, penyerangan membabi-buta Israel bila dilihat dari sudut pandang manapun tidak dapat dibenarkan dan bila dilihat dari kacamata penegakan HAM (Hak Azasi Manusia) maka Israel dapat digolongkan sebagai pelanggar HAM paling berat, penyerangan dan pembunuhan terhadap penduduk sipil terutama wanita dan anak-anak, pemboman Rumah Sakit,tempat ibadah, pemakaman, penembakan wartawan, dokter, pemblokadean bantuan kemanusiaan dan masih banyak lainnya merupakan fakta yang sangat nyata yang sedang berlangsung di depan mata kita! dan atas aksinya ini Israel patut untuk dihadapkan ke Mahkamah Internasional untuk mempertanggungjawabkan tindakannya sebagai kejahatan perang dan lebih-lebih lagi adalah suatu kejahatan terhadap kemanusiaan.PBB sebagai badan duni

GOOD CORPORATE GOVERNANCE

GOOD CORPORATE GOVERNANCE Bila kita kaji dengan lebih mendalam tolak ukur dari terciptanya suatu keberhasilan kinerja dari perusahaan tidak terlepas dari penerapan (GCG) Good Corporate Governance . Dalam diktum Keputusan Menteri Badan Usaha milik Negara Nomor: KEP -117/M-MBU/2002 tanggal 01 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) disebutkan bahwa "Prinsip Good Corporate Governance merupakan kaidah, norma ataupun pedoman korporasi yang diperlukan dalam sistem pengelolaan BUMN yang sehat." Lebih jauh lagi disebutkan dalam Surat Keputusan tersebut, " Corporate Governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas Perusahaan guna mewujudkan Nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan Peraturan Perundangan dan Nilai-nilai etika." Dalam penerapan (GCG) ada bebera
BUDAYA KORPORAT Salah satu isu utama dalam membangun dan memberdayakan BUMN ialah isu tentang budaya perusahaan atau lebih dikenal dengan budaya korporasi. Ada beberapa BUMN yang telah mempunyai budaya perusahaan antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT. Telekomunikasi Indonesia, PT. Pupuk Sriwijaya, PT. Indonesia Power, dan Pertamina. Seberapa pentingkah budaya bagi perusahaan (moeljono 2004) mengatakan bahwa keberadaan suatu perusahaan komersial pada umumnya mempunyai tujuan jangka panjang yang dilandasi dengan motif ekonomi untuk menghasilkan nilai-nilai tambah dan manfaat ekonomi bagi stakeholders yang meliputi para pemegang saham, karyawan, mitra kerja, dan masyarakat umumnya. Untuk mewujudkan nilai-nilai tambah dan manfaat ekonomi tersebut, perusahaan diharapkan mempunyai visi, misi, strategi, program kerja yang terencana, terfokus, dan berkesinambungan.Pada tanggal 23-25 April 1999 di Cambridge diselenggarakan simposium Cultural Values and Human Progress, American Academy fo
BAGAIMANA SEHARUSNYA MENJADI WARTAWAN Memasuki Orde Reformasi kehidupan pers di Indonesia mengalami banyak perubahan dari pers yang terkooptasi oleh rezim yang berkuasa (Orde Baru) yang harus tunduk terhadap kemauan penguasa sehingga terbelenggu dalam ketakutan, pembredelan, dan ancaman-ancaman serta sangsi-sangsi lain yang membahayakan dan mengebiri komunitas pers Indonesia untuk mengeluarkan ide-ide dan suara mereka kemudian Memasuki Orde Reformasi pers menjadi lepas dari belenggu yang selama ini mengekang mereka, wartawan bebas untuk menyatakan pendapat, berserikat, dan berkumpul mengeluarkan ide-ide dan kritik mereka. Para stakeholder baik itu dari kalangan pemerintah, Dewan Pers, dan masyarakat umum haruslah menjadikan momentum reformasi untuk menjadikan pers Indonesia menjadi lebih baik dan berkualitas yang mampu menjadi garda depan ( avant garde ) dalam mengusung kepentingan nasional. Dan sebagai salah satu unsur yang paling vital dalam komunitas pers adalah keberadaan profe