Organisasi yang mampu belajar adalah organisasi yang mengutamakan pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses sekaligus suatu nilai. Idealnya, setiap karyawan harus memilki komitmen untuk terus memperbaiki diri melalui belajar. Dengan mempelajari hakekat pembelajaran, organisasi secara keseluruhan dituntut untuk selalu memperbaiki semua aspek dirinya baik produk maupun jasa. Ketika karyawan dan organisasi berkembang, karyawan akan merasakan suatu hubungan yang diperbaharui terhadap pekerjaan mereka, pelanggan akan terlayani dengan lebih baik dan organisasi pun akan memiliki masa depan yang lebih baik pula. Organisasi yang mampu belajar dapat dibedakan dari organisasi lain dalam hal-hal dibawah ini:
• Pembelajaran merupakan bagian terpadu dari setiap aktivitas karyawan; belajar sudah menjadi bagian tugas, bukan beban tambahan.
• Pembelajaran adalah sebuah proses, bukan sebuah peristiwa.
• Kerjasama adalah landasan dari semua hubungan.
• Setiap orang berkembang dan bertumbuh, dan dalam prosesnya mengubah organisasi.
• Organisasi yang mampu belajar itu bersifat kreatif; setiap karyawan membangun kembali organisasi.
• Organisasi belajar dari dari dirinya sendiri; para karyawan mendidik organisasi tentang efisiensi, peningkatan mutu dan inovasi.
• Menjadi bagian dari organisasi yang mampu belajar adalah sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan.
Dalam organisasi yang mampu belajar, motivasi diakui sebagai bagian yang sudah menyatu dalam diri setiap karyawan. Dengan visi dan komitmen bersama untuk mewujudkan itu, orang akan memotivasi dirinya untuk belajar. Alih-alih merasa terancam oleh karena harus belajar, diharapkan setiap orang dan tim bersifat proaktif menyusun agenda pembelajarannya sendiri. Pada awalnya, organisasi mungkin perlu menyediakan sumber daya dan bimbingan untuk menolong orang belajar bagaimana melakukan hal ini.
Ada dua perbedaan yang mencolok antara muatan pembelajaran yang ada dalam organisasi yang mampu belajar dan organisasi-organisasi lainnya.
1. Dalam organisasi yang mampu belajar, karyawan mempelajari aspek-aspek bisnis dari perusahaan. Mereka mempunyai akses ke lebih banyak informasi daripada sebelumnya tentang target penjualan, rencana pemasaran dan laporan keuangan. Informasi tidak lagi semata untuk keperluan manajemen atau pihak eksekutif saja. Dengan pemberdayaan karyawan dalam banyak pengambilan keputusan, mereka perlu mengerti keputusan tersebut secara menyeluruh dalam konteks bisnis.
2. Setiap karyawan belajar bagimana memanfaatkan diri mereka sebagai alat. Belum pernah sebelumnya hal ini dianggap begitu penting. Organisasi yang mampu belajar menyadari bahwa “lunak itu keras”. Dengan kata lain, keterampilan interpersonal, kreativitas, daya tanggap akan perubahan dan belajar baimana caranya belajar merupakan keahlian yang harus dimiliki seseorang oleh karena tuntutan pasar global dewasa ini. Organisasi yang mampu belajar membutuhkan individuyang mampu mengatur diri sendiri; yakni pribadi yang mengerti bahwa keterampilan mengatur diri sendiri akan turut menentukan bagaimana pihak lain merespon diri mereka. Artinya, keterampilan teknis semata tidak menjamin keberhasilan.
Komunikasi dalam organisasi yang mampu belajar talah mengalami lompatan cepat. Saat ini tujuan komunikasi tidak sekedar berbicara secara jelas, tetapi komunikasi sekarang mencoba membangun komunitas. Dalam hal ini, kejujuran, kesadaran pribadi, kerjasama dan dukungan menjadi modal utama. Komunikasi demikian dapat mempermudah dalam mengenal diri sendiri maupun pekerjaan. Barangkali untuk pertama kalinya, tidak perlu membangun pemisah antara siapa anda di temapat kerja dan siapa anda saat di rumah.
• Anda dapat menempatkan diri secara utuh ke lingkungan kerja.
• Anda diperkaya.
• Karya anda diperkaya.
• Setiap orang belajar.
• Pembelajaran merupakan bagian terpadu dari setiap aktivitas karyawan; belajar sudah menjadi bagian tugas, bukan beban tambahan.
• Pembelajaran adalah sebuah proses, bukan sebuah peristiwa.
• Kerjasama adalah landasan dari semua hubungan.
• Setiap orang berkembang dan bertumbuh, dan dalam prosesnya mengubah organisasi.
• Organisasi yang mampu belajar itu bersifat kreatif; setiap karyawan membangun kembali organisasi.
• Organisasi belajar dari dari dirinya sendiri; para karyawan mendidik organisasi tentang efisiensi, peningkatan mutu dan inovasi.
• Menjadi bagian dari organisasi yang mampu belajar adalah sesuatu yang menyenangkan dan menggembirakan.
Dalam organisasi yang mampu belajar, motivasi diakui sebagai bagian yang sudah menyatu dalam diri setiap karyawan. Dengan visi dan komitmen bersama untuk mewujudkan itu, orang akan memotivasi dirinya untuk belajar. Alih-alih merasa terancam oleh karena harus belajar, diharapkan setiap orang dan tim bersifat proaktif menyusun agenda pembelajarannya sendiri. Pada awalnya, organisasi mungkin perlu menyediakan sumber daya dan bimbingan untuk menolong orang belajar bagaimana melakukan hal ini.
Ada dua perbedaan yang mencolok antara muatan pembelajaran yang ada dalam organisasi yang mampu belajar dan organisasi-organisasi lainnya.
1. Dalam organisasi yang mampu belajar, karyawan mempelajari aspek-aspek bisnis dari perusahaan. Mereka mempunyai akses ke lebih banyak informasi daripada sebelumnya tentang target penjualan, rencana pemasaran dan laporan keuangan. Informasi tidak lagi semata untuk keperluan manajemen atau pihak eksekutif saja. Dengan pemberdayaan karyawan dalam banyak pengambilan keputusan, mereka perlu mengerti keputusan tersebut secara menyeluruh dalam konteks bisnis.
2. Setiap karyawan belajar bagimana memanfaatkan diri mereka sebagai alat. Belum pernah sebelumnya hal ini dianggap begitu penting. Organisasi yang mampu belajar menyadari bahwa “lunak itu keras”. Dengan kata lain, keterampilan interpersonal, kreativitas, daya tanggap akan perubahan dan belajar baimana caranya belajar merupakan keahlian yang harus dimiliki seseorang oleh karena tuntutan pasar global dewasa ini. Organisasi yang mampu belajar membutuhkan individuyang mampu mengatur diri sendiri; yakni pribadi yang mengerti bahwa keterampilan mengatur diri sendiri akan turut menentukan bagaimana pihak lain merespon diri mereka. Artinya, keterampilan teknis semata tidak menjamin keberhasilan.
Komunikasi dalam organisasi yang mampu belajar talah mengalami lompatan cepat. Saat ini tujuan komunikasi tidak sekedar berbicara secara jelas, tetapi komunikasi sekarang mencoba membangun komunitas. Dalam hal ini, kejujuran, kesadaran pribadi, kerjasama dan dukungan menjadi modal utama. Komunikasi demikian dapat mempermudah dalam mengenal diri sendiri maupun pekerjaan. Barangkali untuk pertama kalinya, tidak perlu membangun pemisah antara siapa anda di temapat kerja dan siapa anda saat di rumah.
• Anda dapat menempatkan diri secara utuh ke lingkungan kerja.
• Anda diperkaya.
• Karya anda diperkaya.
• Setiap orang belajar.
Comments
Post a Comment